Bismillaahirrohmaanirrohiim
“Hafidh, do’a malam ya, mau bobo...” bisik sang mama di telingamu.
Kelopak
mata itu mulai bergerak-gerak. Meski kesadaran belum membangunkanmu, namun sejumput
harap di hati kami mulai bermekaran kembali.
***
“Allohumma adzhibil ba’saa robbannaasi wasyfi Hafidh
Ash-Shiddiq, fa antas syafii laa syifaa-u illaa syifaa-uka syifaa-an laa
yughoodiru saqomaa...”
Siang dan malam masih dengan bisikan harapan yang sama. Masih
dengan mengeja nama yang sama. Masih dengan iringan rintik tangis yang sama.
Kamu terlihat begitu kecil di tengah deras cobaan yang sangat besar |
“Hafidh...!
Bola Barcelona buat kamu sudah ditandatangani Messi dan kawan-kawan! Yang kuat
ya, nak!” ujar mama kelewat bersemangat. Nanti Insya Allah, Om yang dari Belanda mau
pulang membawakan oleh-oleh super-kejutan itu.
“Hafidh...!
Bangun, Fidh! Katanya mau jadi Messi-nya Indonesia!” celoteh anak laki-laki
sekolah Al-Azhar BSD Tangerang yang datang menjenguk.
“Hafidh...!
Kita mau buat fans club khusus Hafidh, nih! Eh, eh, kami sudah buat spanduk Pray
for Hafidh di sekolah, lho!” giliran
anak-anak perempuan yang berceloteh riuh menambah keributan.
Kelopak
mata itu seolah sedang berkedip-kedip lagi. Harapan yang ada semakin indah
bersemi.
***
Menunggu.
Semua menunggumu. Menunggu keceriaan itu kembali. Berharap. Selalu masih ada
harapan di tengah beribu ketakutan yang menjerat sekalipun. Berharap dapat
melihatmu bermain bola dengan lincah, tertawa bahagia seperti dulu lagi.
Ingat ini? Akhirnya berhasil menangkap tawamu... Dan kamu marah besar, ngotot mau menculik HP-ku untuk menghapusnya... |
Hafidh,
kemarin pertama kalinya hujan di bulan September ini lho... Lihatlah, bahkan
langit pun ikut menangis melihatmu. Di pelupuk mata kak Disa juga hujan terus,
Fidh... Sudah empat hari ini tidak reda juga. Eh, kamu ingat tidak? Dulu,
setiap kali kamu lihat mendung di mata kak Disa, kamu selalu berlagak sok
dewasa terus bilang, “Uddah... Jangan nangis!”
***
Hafidh,
kamu ingat ini? Ini fotomu yang paling
cakep kan? Hahaha... Pertama kalinya kamu pake kacamata, tapi setelah itu tidak
pernah dipake lagi, kan?
***
Kamu ingat waktu pertama kali kakak ajak ngaji ke masjid?
“Ih, Hafidh di sana saja, di tempat cowok! Masa’ mau nempel
terus sampai di tempat perempuan...!”
Tapi
tetap saja kamu tidak mau lepas, mukamu merengek lucu dan akhirnya membuat kakak
merasa malu sendiri dilihat-lihat sama ibu-ibu dan mbak-mbak yang lain.
“Adekmu
itu?” seorang kakak bertanya penasaran melihat siapa yang kubawa.
“Perkenalkan,
ini pangeran kecilku!” ujarku bangga.
Teruntuk Sang Pangeran Kecil,
Hafidh Ash-Shiddiq--
yang [masih] bermain-main di alam bawah sadarnya.
Cepatlah bangun...
Semuanya tak berhenti berdo'a untukmu...
Masya Allah, di ingatkan kembali begitu besarnya karunia sehat itu. Sabaaar Insya Allah ada jalan yang terbaik untuk pangeranmu itu. Amiiin...
ReplyDeleteIyaaa :')
DeleteAlhamdulillah sudah sedikit membaik...
Insyaa Allah, dia akan baik-baik saja,
harapan itu masih ada :')
Makasih Uzaay ^^
aku kirim doa dr sini, smoga dia cepat terbangun dr mimpi
ReplyDeletejujur susah mau koment apa? namun, semoga Allah selalu memberikan kebaikan kepada hamba2nya selalu aamiin
ReplyDeleteSemoga adikmu ini cepat di beri kesembuhan, dan kamu sekeluarga yang tabah dan kuat :)
ReplyDeletesemoga ALLAH memberikan kelimpahan kesembuhan dan kesehatan untuk Hafidh Ash-Shiddiq...aamiin
ReplyDelete