Saturday 10 November 2012

Liebster Award


Bismillah

Aturan main:
1. Tiap orang yang kena tag harus nulis 11 hal tentang dirinya. 
2. Jawab pertanyaan oleh orang yang nge-tag kamu.
3. Bikin 11 pertanyaan baru buat orang yang pingin kamu tag.
4. Cari 11 orang yang 'beruntung' itu, trus link-kan ke postinganmu.
5. Kasih tau mereka kalo mereka tuh 'beruntung' dapet award ini.
6. Dilarang tag balik.
***

Tanggal 8 November saya mendapat kutukan award ini dari kak Cahya. Saya sangat terharu, meski sebenarnya ini adalah satu PR yang sangat berat karena menjawabnya berarti harus sedikit  membongkar jati diri sendiri.

Sebenarnya dulu pernah dapat pertanyaan rantai 11 seperti ini di blog lama, tapi karena sudah terlanjur terhapus, yaa terpaksa buat lagi deh. 

--11 hal tentang diri sendiri--

Thursday 1 November 2012

Balon Jeruk



Bismillah


Di tengah rongsok bau melangkah elok
Tapak kaki tanpa alas mengukur waktu
Berbalut baju kaos putih tersayang
Celana pendek lusuh mengukir syukur
Tegar tersulut di bawah terik Raja Siang

Sunday 7 October 2012

Kamu Bahagia, Tidak?


Bismillah


 “Apakah... Apakah kamu pernah merasa kesepian? Merasa sendiri?”

Pertanyaan yang aneh. Tidak, tentu saja tidak. Pikirku.
“Tidak... Mengapa bertanya seperti itu? Apa aku terlihat seperti itu? Merasa kesepian?”

“Hm... Kamu bahagia, tidak?” pertanyaan aneh meluncur lagi.

Aku tercekat. Entah mengapa itu pertanyaan yang tidak bisa langsung terjawab.
“Bahagia... Aku bahagia, dengan keberadaan orang-orang yang kucintai yang selalu ada di sisiku. Untukku.”  Itu bahagia, kan? Itu saja, apa tidak cukup?

“Ah... Tidak, hanya saja... Raut mukamu. Seolah banyak yang dipendam di sana. Seolah tidak ada kebahagiaan di sana.”

Hatiku mencelos. 

--Percakapan aneh di suatu senja yang hening.

sumber gambar di sini

Thursday 27 September 2012

Sunday 23 September 2012

Jingga untuk Awan Putih

jingga untuk awan putih
"Hey, aku merasa kosong..."

"Hatimu?"

"Iya..."

"Bagaimana bisa? Bukankah aku selalu di sana?"

"Oh, mungkin aku yang meninggalkan hatiku."

"Kalau begitu kembali lah."

"Sayangnya mendung menutupi penglihatanku.
Hati itu sudah hilang terlalu jauh.
Maukah kau membantuku mencarinya?"

.......

"...Hey, sudah kutemukan kembali hatiku. Terima kasih..."

"Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya kembali menjadi aku. 
Tanpa apa-apa. Aku hidup. Aku utuh. Untukmu. Itu saja..."

"Jingga untuk Awan Putih... Terima kasih."

"Bukankah selalu begitu? Kau hanya butuh waktu untuk melihatnya."

***


Monday 17 September 2012

Selamat Jalan Pangeran Kecil


Bismillahirrohmaanirrohiim

Tahukah? Saat Sang Pemilik yang sesungguhnya merenggut kembali titipan yang ia berikan padamu, tak peduli betapa pun kamu mencintai titipan yang Dia berikan, kamu takkan kuasa mengelak dari kehendakNya. Lalu kita pun akan tersadar, seolah baru saja terbentur dinding tak kasat mata—bahwa ini memang bukan milik kita. Bukan kepunyaan kita. Dan dunia ternyata sangat tidak abadi, hanya Sang Penciptanya yang abadi.

Selamat jalan, Pangeran Kecilku... Mungkin pemilikmu yang sesungguhnya sudah terlalu rindu padamu. Kami tak dapat berbuat apa-apa. Pergilah dengan tersenyum riang, Pangeran Kecil... Sebagaimana kamu dulu riang berlarian ke sana kemari mengejar bola. Sebagaimana kamu dulu riang menjahili kakak-kakakmu. Sebagaimana kamu dulu tersenyum bahagia berada di antara orang-orang yang mencintaimu.

Jangan lupa, sampaikan kerinduan kakak padaNya.
Kau tahu? Langit malam ini bertaburan air mata melepasmu.
Hey, tersenyumlah. Karena semua sakitmu sudah dicabut...
ALLAH sungguh menyayangimu, My Dear Little Messi...



Innaa lillahi wa innaa ilaihi roji’un...
Hafidh Ash-Shiddiq,
17 Sept 2012 M/ 1 Dh Qa’ida 1433 H

*******

Saturday 15 September 2012

[Masih] Untuk Pangeran Kecil


Bismillaahirrohmaanirrohiim


“Hafidh, do’a malam ya, mau bobo...”  bisik sang mama di telingamu.

Kelopak mata itu mulai bergerak-gerak. Meski kesadaran belum membangunkanmu, namun sejumput harap di hati kami mulai bermekaran kembali.

***

“Allohumma adzhibil ba’saa robbannaasi wasyfi Hafidh Ash-Shiddiq, fa antas syafii laa syifaa-u illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughoodiru saqomaa...”  

Siang dan malam masih dengan bisikan harapan yang sama. Masih dengan mengeja nama yang sama. Masih dengan iringan rintik tangis yang sama.

Kamu terlihat begitu kecil di tengah deras cobaan yang sangat besar

Wednesday 12 September 2012

Ya Allah, Sembuhkan Pangeran Kecilku


Bismillah

Kalian tahu apa yang terjadi ketika seseorang sedang berada dalam keadaan antara hidup dan matinya? Apa yang ruhnya sedang lakukan? Berjalan-jalan ke manakah ia? Bermain-main di mana? Ah... Allahu a’lam. Meskipun aku ingin sekali tahu... Tapi semua raut pikiranku tak lepas dari sesosok kecil yang terbaring tak sadarkan diri selama hampir tiga hari ini. Belalai-belalai infus dan selang oksigen dari tangan dan  hidungnya membuatnya terlihat begitu kecil untuk menghadapi cobaan ini... Mungkin setelah berdo’a lalu menuliskan semua di sini, bisa menguapkan kesedihan yang sudah tak mampu terbendung ini.

Namanya Hafidh Ash-Shiddiq. Nama yang indah...Tapi aku suka memanggilnya Pangeran Kecilku. 

Monday 27 August 2012

Hati yang Menyayangi Kalian karena Allah

Bismillaahirrohmaanirrohiim...


Dari Umar bin Khattab R.A pernah berkata, "Nabi SAW bersabda, 'Dari sebagian hamba-hamba Allah, ada sejumlah orang yang bukan dari golongan Nabi dan golongan syuhada. Di hari kiamat nanti para nabi dan syuhada akan iri kepada mereka, karena tempat mereka (dekat) dari Allah Ta'ala.'

Para shahabat berkata, 'Ya Rasulullah! Beri kabar kami, siapakah mereka?'

Nabi SAW bersabda, 'Mereka kaum yang saling mencintai karena ruh Allah, bukan karena kerabat antara mereka, juga bukan karena harta yang mereka dapatkan. Demi Allah, wajah-wajah mereka niscaya bercahaya. Dan sungguh mereka di atas cahaya. Mereka tidak takut; ketika orang-orang sama takut. Dan mereka tidak susah; ketika orang-orang sama susah.'
Dan Nabi SAW membaca ayat ini (QS. Yunus: 62): 'Ingatlah, sesungguhnya kekasih-kekasih Allah, tiada khawatir atas mereka, dan tiada susah mereka.'" [HR. Abu Dawud Juz 9 No. 3060]


“Hhh..!” ia dan aku terkesiap dengan gaya yang berlebihan. “Eh salah, harusnya assalaamu’alaikum, haduuh gimana sih...! Oh tidaaak—dibilang jangan cium tangan! Eh, minta kue dong... Hehehe...” itu candaannya yang paling kuhapal. ***

“Adeek...!” Sekitarku gelap. Oh, ternyata dalam sekejap aku sudah berada dalam dekapannya yang erat. Ah, aku seperti dipeluk oleh orang kesurupan. Hahaha, selalu begitu dalam setiap perjumpaan dengan yang satu ini. “Kak, kita baru dua hari tidak bertemu tapi sudah seperti tidak ketemu setahun...!” Namun pelukan itu selalu menjadi sesuatu yang kurindukan. ***

Matanya berbinar-binar dan wajahnya tampak bercahaya mengiringi langkahnya yang riang sambil memeluk Qur’an besarnya di dadanya. Lantas duduk menjeplak di hadapanku dan berkata, “Amal sholeh dong... Manqulkan... Keterangannya surah ini...” Lalu aku kaget—tapi tersenyum dan tiba-tiba ada sesuatu yang bermekaran indah di hatiku. ***

“Amal sholeh, saya titip ini... buat Anty...” kataku sambil menyerahkan sesuatu.

Dua pulpen istimewa berlilitkan benang untuk dua peneduh hariku
“Eh, Anty—mana Anty?”

“Bukaaan... Titip, titip...!”

“Ooh.. Titip.., Sip!” lalu tertegun melihat apa yang kuberikan.
“Siapa buat ini?” untuk pertama kalinya tersenyum dengan sebuah senyum yang belum pernah kulihat...seindah itu.

“Saya... Hehe... Amal sholeh, titip. Itu juga ada kubikin buat kau. Kan kalian mau pergi.”

“Pergi? Kau mau pergi ke mana?” tanyanya bingung.

“Haduuuh... Bukaaan... Kau kaan, yang mau pergi!” aku menepuk jidat. Parah nih, pendengarannya.

“OH... Saya! OH,.. oh...” teriaknya sambil menepuk jidat juga.
“Oke deh,  thank y—eh salah, alhamdulillah...Jazaa killahu khoiro...”

“Aamiiin...” jawabku riang lalu berbalik melesat pergi.

****


Teruntuk Para Peneduh Hari...

Assalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh wamaghfirotuh.

Bagaimana kabar kalian? Kabarku di sini baik-baik saja—sampai kalian pergi mengepakkan sayap-sayap kalian meninggalkanku di sini, bersama keping-keping kenangan yang berserakan.

Monday 20 August 2012

Merenungi Makna di Setiap Jejak

Bismillah
Hidup tidaklah hanya untuk mencari pencapaian jati diri, melainkan juga untuk merenungi makna di setiap jejaknya. Jejak yang telah terlukis tak akan sekedar menjadi bekas dalam setiap relung-relung memori di dalam kepala kita. Tak sekedar menjadi keping film kecil yang terekam abadi dalam sudut-sudut hati. Pun juga tak hanya menjadi penghias dalam lembaran-lembaran kenangan yang terekat rapi, melainkan lebih dari itu. Ya... Untuk direnungi makna dari setiap sentinya.

Indah tak dikata adalah saat mendapatkan anugerah dariNya berupa beribu laksa rasa yang tersingkap di balik gumpalan-gumpalan kisah dalam hari kemenangan kemarin...

merenungi makna di setiap jejak lembar kehidupan

Friday 10 August 2012

Thursday 9 August 2012

Lilin yang Tak Padam


Lilin itu dinyalakan olehnya. 
Ia yang telah jauh sekali kukenal. 
Waktu telah mengantarkan diriku untuk tidak lagi melihatnya. 
Namun nyala api yang pernah disulutnya hingga kini tak pernah padam. 
Sekali pun, badai hatiku tak mampu meniup nyala api itu. 
Hujan batinku tak mampu memadamkan cahayanya. 
Hingga detik ini lilin itu tetap berdiri di hatiku dengan nyala kecil di atas sumbunya. 

Thursday 12 July 2012

Surat Cinta Pertama Jingga



Bismillah


Bongkar-bongkar file lama, tiba-tiba dapat ini. 

Surat cinta pertama, dari saudari Jingga... 


Dulu sudah pernah terposting di blog lama, tapi yang namanya kenangan takkan pernah basi, 'kan? ^_^ 


hihihi~~

Surat cinta untukmu, wahai saudariku...
Yang membuatku tetap bisa bertahan, demi belas kasihmu...
Kutulis, di malam yang indah, saat kesepian merasuk lembut di hatiku...
Ku bersandar pada dinding kamarku, memandangi langit hitam dari balik jendela...
Ada banyak bintang di sana...
Saudariku, tak kau lihatkah bintang-bintang itu?
Aku sungguh, tak tahu mengapa...
Tetapi, aku tak sengaja mengukir wajahmu di langit sana...
Membentuk rasi bintang, yang begitu indah... Oh, kenapa tiba2?
Kucoba memalingkan gambar di langit sana...waw, percayakah dirimu ukhti?
Di langit sana, sedang terlukis cerita yang indah, yang dibentuk oleh bintang-bintang...
Susunan berkeping-keping kenangan, yang telah terekam abadi di hatiku...
Hm..tentu saja kenangan tentangmu... :)
Perlahan, demi perlahan,
rasa itu makin berkecamuk, rasa rindu padamu...
Ukhti, uhibbuki fillah...