Thursday 27 September 2012
Sunday 23 September 2012
Jingga untuk Awan Putih
jingga untuk awan putih |
"Hatimu?"
"Iya..."
"Bagaimana bisa? Bukankah aku selalu di sana?"
"Oh, mungkin aku yang meninggalkan hatiku."
"Kalau begitu kembali lah."
"Sayangnya mendung menutupi penglihatanku.
Hati itu sudah hilang terlalu jauh.
Maukah kau membantuku mencarinya?"
.......
"...Hey, sudah kutemukan kembali hatiku. Terima kasih..."
"Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya kembali menjadi aku.
Tanpa apa-apa. Aku hidup. Aku utuh. Untukmu. Itu saja..."
"Jingga untuk Awan Putih... Terima kasih."
"Bukankah selalu begitu? Kau hanya butuh waktu untuk melihatnya."
***
Monday 17 September 2012
Selamat Jalan Pangeran Kecil
Bismillahirrohmaanirrohiim
Tahukah?
Saat Sang Pemilik yang sesungguhnya merenggut kembali titipan yang ia berikan
padamu, tak peduli betapa pun kamu mencintai titipan yang Dia berikan, kamu
takkan kuasa mengelak dari kehendakNya. Lalu kita pun akan tersadar, seolah
baru saja terbentur dinding tak kasat mata—bahwa ini memang bukan milik kita.
Bukan kepunyaan kita. Dan dunia ternyata sangat tidak abadi, hanya Sang
Penciptanya yang abadi.
Selamat
jalan, Pangeran Kecilku... Mungkin pemilikmu yang sesungguhnya sudah terlalu
rindu padamu. Kami tak dapat berbuat apa-apa. Pergilah dengan tersenyum riang,
Pangeran Kecil... Sebagaimana kamu dulu riang berlarian ke sana kemari mengejar
bola. Sebagaimana kamu dulu riang menjahili kakak-kakakmu. Sebagaimana kamu
dulu tersenyum bahagia berada di antara orang-orang yang mencintaimu.
Jangan
lupa, sampaikan kerinduan kakak padaNya.
Kau
tahu? Langit malam ini bertaburan air mata melepasmu.
Hey, tersenyumlah. Karena semua sakitmu sudah dicabut...
ALLAH sungguh menyayangimu, My Dear Little Messi...
Hey, tersenyumlah. Karena semua sakitmu sudah dicabut...
ALLAH sungguh menyayangimu, My Dear Little Messi...
Innaa lillahi wa
innaa ilaihi roji’un...
Hafidh
Ash-Shiddiq,
17 Sept 2012 M/ 1
Dh Qa’ida 1433 H
*******
Saturday 15 September 2012
[Masih] Untuk Pangeran Kecil
Bismillaahirrohmaanirrohiim
“Hafidh, do’a malam ya, mau bobo...” bisik sang mama di telingamu.
Kelopak
mata itu mulai bergerak-gerak. Meski kesadaran belum membangunkanmu, namun sejumput
harap di hati kami mulai bermekaran kembali.
***
“Allohumma adzhibil ba’saa robbannaasi wasyfi Hafidh
Ash-Shiddiq, fa antas syafii laa syifaa-u illaa syifaa-uka syifaa-an laa
yughoodiru saqomaa...”
Siang dan malam masih dengan bisikan harapan yang sama. Masih
dengan mengeja nama yang sama. Masih dengan iringan rintik tangis yang sama.
Kamu terlihat begitu kecil di tengah deras cobaan yang sangat besar |
Wednesday 12 September 2012
Ya Allah, Sembuhkan Pangeran Kecilku
Bismillah
Kalian
tahu apa yang terjadi ketika seseorang sedang berada dalam keadaan antara hidup
dan matinya? Apa yang ruhnya sedang lakukan? Berjalan-jalan ke manakah ia?
Bermain-main di mana? Ah... Allahu a’lam. Meskipun aku ingin sekali
tahu... Tapi semua raut pikiranku tak lepas dari sesosok kecil yang terbaring
tak sadarkan diri selama hampir tiga hari ini. Belalai-belalai infus dan selang
oksigen dari tangan dan hidungnya
membuatnya terlihat begitu kecil untuk menghadapi cobaan ini... Mungkin setelah
berdo’a lalu menuliskan semua di sini, bisa menguapkan kesedihan yang sudah tak
mampu terbendung ini.
Namanya Hafidh Ash-Shiddiq. Nama yang indah...Tapi aku suka memanggilnya Pangeran Kecilku. |
Subscribe to:
Posts (Atom)